Setelah lebih dari empat tahun membangun Zona Integritas Wilayah Bebas dari Korupsi (ZI-WBK), Balai Bahasa DIY akhirnya berhasil mendapat dua penghargaan bergengsi. Penghargaan itu diberikan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan sekaligus juga dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) sebagai unit kerja pelayanan berpredikat menuju WBK.
Kedua penghargaan itu diterima di Jakarta di tempat berbeda. Penghargaan dari Kemendikbudristek diterima oleh Kepala Balai Bahasa DIY pada 10 Desember 2024. Sehari kemudian, masih di Jakarta, Kepala Balai Bahasa DIY dan Ketua Tim ZI WBK menerima penghargaan dari Kemenpan-RB.
Oleh karena Kemendikbudristek terpisah menjadi tiga kementerian, kegiatan Penganugerahan Zona Integritas itu dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, dan Kementerian Kebudayaan. Balai Bahasa DIY menjadi salah satu dari 37 satuan kerja Kemendikbudristek yang lolos diajukan ke Tim Penilai Nasional (TPN-Kemenpan-RB). Hal itu menjadi sebuah prestasi di tingkat Kemendikbudristek karena tidak semua satker yang membangun ZI WBK berhasil lolos ke TPN.
“Tahun 2024 ini, dari 37 satker Kemendikbudristek yang diajukan untuk dinilai TPI ada 9 satker yang berhasil mendapat predikat WBK dan 1 satker berpredikat WBBM dari Kemenpan-RB, “ujar Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Ir. Suharti, M.A., Ph.D. dalam sambutan pengantar penyerahan penghargaan ZI WBK internal Kemendikbudristek. Hal ini meningkat jika dibanding tahun lalu hanya ada dua satker Kemendikbudristek yang berhasil mendapat predikat WBK/WBBM dari Kemenpan-RB.
Di lingkungan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, selain Balai Bahasa DIY, terdapat empat satker lain yang berhasil meraih predikat WBK dan satu predikat WBBM internal Kemendikbudristek. Dari enam satker Badan Bahasa itu, 50%-nya berhasil mendapat predikat WBK dari Kemenpan-RB, yaitu Balai Bahasa Provinsi DIY, Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, dan Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat yang saat ini telah menjadi balai bahasa.
Menteri PAN-RB dalam pidato pengantar menyatakan bahwa tahun ini genap satu dekade Kemenpan-RB. Sekitar 2000 satker di Indonesia telah berhasil meraih predikat WBK/WBBM. Hal ini menunjukkan bahwa pelayanan pemerintah menuju ke arah yang lebih baik.
Sementara itu, Kepala Balai Bahasa DIY di sela-sela acara penerimaan penghargaan di Hotel Bidakara, Jakarta menyatakan bersyukur atas raihan predikat ini. Hal ini juga menjadi penyemangat bagi Balai Bahasa DIY bahwa apa yang selama ini diikhtiarkan mendapat perhatian dari pemerintah pusat.
“Hal utama yang perlu terus dipertahankan adalah pelayanan terbaik bagi masyakarat dengan terus mengedepankan budaya antikorupsi dan antigratifikasi,” ujar Kepala Balai Bahasa DIY sambil dengan bangga menenteng pigura penghargaan.
“Keberhasilan ini adalah hasil jerih payah seluruh elemen Balai Bahasa Provinsi DIY mulai dari pimpinan, Tim ZI-WBK, seluruh pegawai, hingga satpam, pramubakti, sopir, dan petugas kebersihan. Kita bersama-sama mewujudkan pelayanan yang prima dan membuktikan instansi yang bersih, kredibel, dan akuntabel, ”ungkap Kepala Subbagian Tata Usaha saat mengikuti acara penerimaan penghargaan melalui tautan Youtube di sela-sela kegiatannya di Hotel Grand Rohan, Bantul, Yogyakarta.
Di Jakarta, Ratun Untoro sebagai Ketua Tim ZI WBK Balai Bahasa DIY saat dihubungi tim humas melalui sambungan telepon mengatakan bahwa predikat WBK ini juga diraih berkat peran serta masyarakat pengguna layanan Balai Bahasa DIY. Masyarakat dengan jujur mengisi survei perihal pelayanan Balai Bahasa DIY dan turut menjaga agar tidak terjadi korupsi dan gratifikasi di Balai Bahasa DIY.
“Kami senantiasa terbuka menerima saran dan kritik dari masyarakat untuk peningkatan pelayanan kebahasaan dan kesastraan di DIY,” tutur Ratun di ujung telepon sambil menyelip di antara ratusan pimpinan instansi baik dari pemerintah pusat maupun daerah penerima WBK dan WBBM. (RTN)
Foto: Dok. Kemenpan-RB